Kamis, 12 September 2013

PENGIRIMAN SAPI KE AUSTRALIA

Politisi Australia "Ogah" Jual Peternakan Sapi ke RI

  • Kamis, 12 September 2013 | 15:05 WIB
Sapi-sapi asal Australia | ABC

CANBERA, KOMPAS.com —
Rencana Indonesia untuk memiliki peternakan sapi di Australia ternyata tidak berjalan mulus. Sebab, rencana Indonesia tersebut mendapatkan penolakan dari partai terbesar di Negeri Kanguru.
Barnaby Joyce dari Partai Nationals MP telah meminta Pemerintah Australia menolak rencana Indonesia yang ingin membeli tanah untuk peternakan sapi yang kelak untuk memenuhi kebutuhan Indonesia.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sudah membulatkan tekad mencari solusi kekurangan daging sapi di dalam negeri dengan cara membeli peternakan sapi di Australia, melalui badan usaha milik negara (BUMN).  
Rencananya, ternak terlebih dahulu dibesarkan di Australia, kemudian baru dikirim ke penggemukan dan pemotongan hewan yang ada di Indonesia.
"Saya melihat ini demi kepentingan nasional (Australia), apa manfaat bagi peternak Australia, apa manfaat bagi wajib pajak Australia? Jika entitas lain (Indonesia) membeli tanah kami untuk bikin peternakan sendiri, kemudian mereka ekspor sendiri ke fasilitas mereka sendiri, pajaknya masuk ke negara mereka (Indonesia)," kata Joyce.
Joyce mengaku prihatin tentang rencana Indonesia membangun peternakan di Australia yang dinilai bisa berimbas bagi warganya. Untuk itu, ia mengimbau Pemerintah Australia dan warga Australia untuk bersuara mengenai hal tersebut.
Tak hanya Partai Nasional, Partai The Greens di Australia juga memiliki komentar serupa dengan Joyce. Sementara itu, juru bicara senator pertanian, Rachel Siewert, mengatakan, rencana pembelian lahan oleh Indonesia itu adalah masalah penting bagi Australia.
"Ini akan menjadi ujian pertama bagi pemerintahan Koalisi Liberal-Nasional, apakah mereka mementingkan kepentingan nasional Australia dengan melindungi lahan pertanian utama Australia dan air atau tidak," katanya.
"Dalam abad ini ada kerawanan pangan, pemerintah harus melindungi peternakan di Australia dari pembeli tanah di luar negeri dan investor. Apa negara lain di dunia akan memungkinkan pemerintah asing membeli tanah? Ini pasti tidak akan terjadi di China atau Amerika Serikat (AS), jadi mengapa terjadi di sini?" katanya.
"Setelah Anda menjual tanah ke negara lain, maka Anda tidak akan pernah mendapatkannya kembali. Itulah mengapa The Greens memiliki rencana untuk melarang pembelian lahan pertanian dan air oleh pemerintah asing," ujar Siewert.
Rencana Indonesia tersebut akan menjadi tantangan besar kedua bagi Pemerintah Australia. Selain itu, Partai Nasional juga menolak rencana penjualan perusahaan biji-bijian Graincorp senilai 3 miliar dollar AS oleh perusahaan makanan Amerika Serikat (AS), Archer Daniels Midland (ADM). (Asnil Bambani Amri)
Sumber : KONTAN
Editor : Erlangga Djumena