Rabu, 27 November 2013

PEMBERHENTIAN SAPI DARI AUSTRALIA


Pemberhentian Sapi Impor Australia Tak Berdampak Buruk di Sumsel

PALEMBANG,Buanasumsel.com – Kendati pengiriman sapi Impor asal Australia tidak merambah lagi di Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), namun stok daging sapi di provinsi ini masih dalam keadaan aman. Bahkan pemberhentian impor sapi Australia ini membuka peluang besar bagi pangsa sapi lokal.
ILustrasi (Poto:int)
Kepala Dinas (Kadis) Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel, Eppy Mirza mengatakan, pemberhentian impor sapi asal Australia ke Sumsel secara tak langsung berdampak baik bagi pengusaha sapi lokal di Sumsel, hal ini terlihat dari tingginya minat pembeli daging sapi lokal ketimbang daging sapi impor di provinsi Sumsel. “misalpun mereka tidak mengirim lagi, namun tak akan berdampak buruk bagi perekonomian kita,” ungkapnya, jumat (24/6/11).
Apalagi kata Eppy, Provinsi Sumsel merupakan salah satu penghasil sapi lokal terbesar di Sumatera, sehingga dengan ada atau tak adanya sapi impor di Sumsel tidak akan berpengaruh besar  mengingat Sumsel hanya menerima 20 persen untuk sapi impor berupa daging segar maupun sapi hidup. “sedangkan 80 persen pasok daging sapi di Sumsel berasal sapi lokal, jadi Sumsel tak akan terpengaruh dengan pemberhentian daging sapi impor asal Australia ,” kata dia.
Bahkan, daging sapi lokal yang ada di Sumsel saat ini sudah merambah pangsa pasar yang ada di daerah tetangga, seperti Lampung, Jambi, dan Bangka Belitung ( Babel ). “kita punya daerah penghasil sapi lokal, seperti di Ogan Komering Ulu (OKU) dan Ogan Ilir (OI),” tambah Eppy.
Disinggung alasan pemberhentian sapi impor ke Indonesia, penyebab utamanya kata Eppy tak lain karena Pemerintah Australia tak menginginkan sistem penyembelihan sapi impor dengan menerapkan sistem di Indonesia yakni, dengan membaca doa sebelum menyembelih sapi. “karena kita muslim sudah seharusnya membaca Bismillah sebelum menyembelih ternak. Karena mereka bersikeras menerapkan sistem mereka, maka kita menolaknya. Toh yang rugi mereka sendirikan,” cibirnya.
Sampai saat ini keran penjualan sapi impor ke Indonesia masih ditutup, namun Pemerintah Indonesia akan melakukan negosiasi dengan Pemerintah Australia untuk mencari solusi yang terbaik dari pengiriman impor sapi ini. “kita bersikeras mengenai sistem penyembelihannya, namun bila mereka masih menerapkan sistem mereka maka kita akan menolaknya,” tegas Eppy sembari menerangkan pengiriman impor sapi Australia di Indonesia sebanyak 40 persen. (Fby).
Filed UnderBisnis