Kamis, 01 Desember 2011

BUDIDAYA RUMPUT GAJAH

RUMPUT GAJAH

Sebuah informasi yang semoga bermanfaat bagi para pembaca Blog sekalian: RUMPUT GAJAH. Selain mengandalkan pasokan rumput dari masyarakat sekitar, lahan yang ada di Villa Domba tetap juga berupaya dimanfaatkan sebagai area tanam berbagai macam jenis varietas rumput yang antara lain adalah Rumput Gajah (Pennisetum pupureum):


Tampak gambar di atas adalah lahan Rumput Gajah di Villa Domba yang juga diikuti dengan penanaman pohon Mahoni dan pohon Jati. Awalnya dahulu lahan ini tandus dan tidak termanfaatkan. Bersumber dari web.http://gasibu.wordpress.com/: Salah satu jenis tanaman penutup tanah adalah rumput. Rumput biasanya merupakan jenis tanaman penutup yang terakhir ditanam. Seberapa pun sisa lahan, bila ditanami rumput akan memberi kesan luas dan menyejukkan. Namun, untuk menanam tanaman ini harus memastikan apakah lahan tersebut memperoleh sinar matahari selama 6–8 jam sehari. Karena hampir semua jenis rumput membutuhkan sinar matahari. Hamparan rumput sebagai elemen pembentuk bidang areal terbuka mampu mendatangkan kegairahan sekaligus kegembiraan orang yang berada di areal tersebut. Sebelum menanam jenis rumput yang cocok untuk hunian kita, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lahan dan lingkungan sekitar.”Karena tidak semua jenis rumput cocok untuk semua tempat,” kata Nirwono Yoga, arsitek dan konsultan eksterior dan interior. Jenis rumput terbagi dalam tiga kelas, yakni murah, sedang,dan mahal. Kelas murah dikenal dengan jenis rumput gajah. Rumput ini paling bandel karena selain mudah pengerjaannya juga mudah dalam pemeliharaannya. Bersumber dari web.http://www.astudio.id.or.id/: Rumput Gajah sangat mudah perawatannya dan 'tahan banting' karena bandel dan tidak mudah mati. Cara menanamnya pun cukup mudah, yaitu dengan menempelkannya pada tanah, yang sebelumnya sudah dibersihkan, digemburkan dan diberi pupuk.

Tampak pada gambar di atas salah satu pekerja senior di Villa Domba sedang menyiapkan bibit Rumput Gajah. Bibit rumput diperoleh dari hasil stek rumput yang sudah dipanen sebelumnya. Informasi menarik dari web. http://manglayang.blogsome.com/: Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan. Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda. Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan. Perkembang biakan vegetatif dilakukan baik dengan cara membagi rumpun akar dan bonggol maupun dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas terbenam di tanah). Hal ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan peralatan seperti yang dilakukan pada penanaman tebu. Jarak antar barisan berkisar antara 50 – 200 cm. di daerah yang lebih kering jaraknya lebih lebar. Jarak dalam barisan bervariasi mulai dari 50 – 100 cm. penanaman yang dicampur dengan tanaman lain semisal ubi kayu dan pisang sering dilakukan di kebun rumah. Untuk mendapatkan hasil dan ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan pemupukan yang cukup. Pemupukan yang banyak diterapkan biasanya bila rumput sering dipotong / dipanen. Kandungan nutrien setiap ton bahan kering adalah N:10-30 kg; P:2-3 kg; K:30-50 kg; Ca:3-6 kg; Mg dan S:2-3 kg. dengan hasil bahan kering tiap tahun 20-40 ton/Ha, karenanya banyak zat diserap dari tanah. Jika tidak dipupuk hasilnya akan segera menurun drastis dan gulma akan menyerang. Walaupun rumput gajah jarang ditanam dengan polong-polongan (legume), namun tetap dapat dikombinasikan dengan baik. Penyakit yang biasa menyerang yaitu kutu Helminthosporium sacchari. Tindakan yang paling baik untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan kultivar yang tahan penyakit tersebut. Namun demikian secara umum kami tidak menemukan serangan hama pada rumput gajah yang ditanam. Kebanyakan hanya merupakan serangan belalang dan ulat yang masih bisa di tolerir. Rumput gajah dapat dipanen sepanjang tahun. Biasanya rumput ini diberikan dalam bentuk segar, tetapi dapat juga diawetkan sebagai silase. Hasil bahan kering setiap tahun diharapkan berkisar 2 - 10 ton/hektar untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk yang sedikit, tetapi yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya berkisar antara 6 - 40 ton/hektar. Prospek rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik pula. Dengan memanen pada pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai pakan yang tinggi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya berproduksi, dapat ditanam dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat diusahakan secara mekanis atau juga untuk pertanian/peternakan skala kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar