ernak jenis sapi Bali jantan sebanyak 353 ekor asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masuk ke DKI Jakarta mulai Jumat (11/12) melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ternak sapi tersebut memiliki rata-rata bobot hidup 250-350 kilogram (kg) atau setara 125 kg daging sapi per ekor. Sapi-sapi tersebut akan memenuhi kebutuhan daging sapi di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Pemasukan sapi lokal dari luar Jawa ini adalah bagian dari komitmen pemerintah provinsi produsen ternak sapi dengan DKI Jakarta. Yakni, kerja sama pasokan ternak sapi untuk daerah konsumen, Jabodetabek. Pengangkutan ternak sapi tersebut dilakukan pada Minggu (6/12) menggunakan kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara I, berlayar perdana pukul 01.00 WITA dari Pelabuhan Tenau Kupang, NTT.
Pengawalan ternak selama perjalanan dari Kupang menuju Jakarta dilakukan oleh petugas kesehatan hewan sebanyak tujuh orang, yang berasal dari BBVet Denpasar sebanyak 5 orang, dan dari Karantina Pertanian Kelas I Kupang sebanyak dua orang
Dalam keterangan Kementerian Pertanian (Kementan) yang diterima redaksi, pagi ini, kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara I memiliki 500 ruang untuk sapi dan memiliki standar internasional. Kapal tersebut akan terus dimanfaatkan untuk pengiriman ternak dari wilayah produsen ternak, seperti NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Timur, ke daerah konsumsi Jabodetabek.
Dalam keterangan Kementerian Pertanian (Kementan) yang diterima redaksi, pagi ini, kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara I memiliki 500 ruang untuk sapi dan memiliki standar internasional. Kapal tersebut akan terus dimanfaatkan untuk pengiriman ternak dari wilayah produsen ternak, seperti NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Timur, ke daerah konsumsi Jabodetabek.
Seperti diketahui, pemerintahan Presiden Joko Widodo mendorong upaya optimalisasi untuk menata distribusi ternak sapi nasional dan perbaikan tata niaga dengan memanfaatkan kapal angkut khusus ternak. Dengan demikian, ternak sapi dari NTT tidak lagi diangkut dengan kapal barang atau truk dengan jarak yang sangat panjang. Pemanfaatan kapal khusus ternak yang menghubungkan antar pulau atau yang disebut tol laut itu diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan sapi di daerah konsumsi oleh daerah sentra produksi.
Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, pihaknya masih memiiliki banyak daging sapi. Daging sapi sekitar 2 ribu ton asal Selandia Baru sudah berada di gudang stok Bulog. Hingga saat ini, daging tersebut belum dipasarkan. Pemerintah belum memerintahkan operasi pasar (OP) untuk daging sapi. “Kalau diperintahkan OP, kami akan turun. Yang jelas ada 2 ribu ton daging dari Selandia Baru. Lalu, kami juga ditugaskan untuk mengelola sapi lokal yang masuk dari NTT," kata Wahyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar