Harga Melambung, Pasar Hewan Kurban Lesu
TEMPO Interaktif, Sumenep - Menjelang pelaksanaan hari raya Idul Adha, pasar hewan kurban di Kabupaten Sumenep, JawaTimur, lesu pembeli. Hingga tiga hari menjelang Hari Raya, pedagang hanya mampu menjual sekitar 10 persen dari total hewan kurban yang disediakan.
“Sejak H-7 baru 35 ekor kambing dan sapi yang terjual,” kata Muhamad Riyadi, peternak kambing di Kecamatan Kota Sumenep, Kamis 3 November 2011.
Dibanding dengan hari raya kurban tahun sebelumnya, penjualan tahun ini turun cukup drastis. Tahun lalu, kata Riyadi, pada H-7 dia mampu menjual 100 ekor hewan kurban.
Riyadi menduga penurunan daya beli ini karena naiknya harga hewan ternak pascapanen tembakau. “Harga kambing paling murah 800 ribu, sapi paling murah 4 juta," ujarnya.
Dari pantauan Tempo, lesunya pembelian hewan kurban di pedagang karena pola pembelian hewan kurban berubah. Harga yang melangit membuat warga yang ingin berkurban memilih membeli langsung ke peternak di perkampungan. "Kalau di pedagang harga sapi Rp 7 juta, di peternak lokal bisa dapat Rp 3 juta," kata Faik Rahman, warga Desa Ganding.
Harga hewan kurban yang murah di perkampungan Madura menarik banyak pembeli dari daerah lain di Jawa Timur.
Dinas Peternakan Sumenep memastikan seluruh hewan kurban yang beredar di pasaran layak kurban karena memenuhi syarat "asuh", yaitu aman sehat utuh dan halal.
"Seluruh hewan kurban di Sumenep hewan lokal, tidak boleh ada hewan luar madura," kata Kepala Bidang Kesehatan, Dinas Peternakan Sumenep, Kamarul Alam.
Tak hanya di Sumenep, pemeriksaan terhadap hewan kurban juga dilakukan di beberapa daerah. Di Tangerang, misalnya, setidaknya ada 12.546 hewan kurban yang diperiksa Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang. Hingga saat ini belum ditemukan adanya penyakit berbahaya yan menyerang hewan kurban.
Tim pemeriksa hewan kurban Dinas Peternakan Kabupaten Tangerang, Febry Satyaningsih, mengatakan pemeriksaan hewan akan terus dilakukan sampai tiba Hari Raya. Pemeriksaan intensif akan dilakukan pada hewan yang berasal dari wilayah Bogor dan Purwakarta yang merupakan daerah rawan penyakit antrax.
Di Subang, puluhan ribu hewan ternak di 16 desa juga divaksinasi antrax secara massal. "Ada 20 ribuan hewan ternak berbagai jenis yang sudah kami vaksinasi," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Subang, Agus Sugama, saat dihubungi Tempo, Kamis, 3 November 2011.
Selain vaksinasi antrax juga dilakukan uji laboratorium dan sosialisasi lapangan. "Hasilnya, semua hewan ternak yang sudah divaksin dinyatakan bebas antrax," ucap Agus.
Ia juga memastikan 16 desa yang berada di wilayah Kecamatan Subang, Dawuan, Kalijati, Cipeundeuy, Cisalak, dan Ciater yang semula dinyatakan sebagai zona antrax kini sudah dinyatakan negatif.
"Sesuai dengan hasil uji laboratorium dan surveillance di 16 desa yang semua terdapat spora antrax, ternyata sekarang sudah negatif semuanya," ujarnya. Artinya, semua ternak yang berasal dari 16 desa itu yang dijual atau dipakai untuk hewan kurban dinyatakan aman dari penyakit.
Harga jual hewan kurban jenis domba atau kambing berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Sedangkan sapi mulai Rp 7 juta hingga Rp 9 juta per ekor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar