Dinkes: Hewan
Kurban di Surabaya Bebas Anthrax
|
|
SURABAYA-Sampai saat ini semua hewan kurban baik sapi
ataupun kambing yang dijual para pedagang dadakan, masih terbebas dari
penyakit anthrax ataupun penyakit berbahaya lainnya. Kendati demikian,
masyarakat yang ingin membeli hewan kurban disarankan untuk memilih
hewan berkualitas bagus.
Hal itu dikatakan
Kepala Bidang Peternakan Distan Kota Surabaya, Meita Irene Wowor, di
sela-sela pemeriksaan hewan kurban di Jl Barata Jaya Surabaya, Selasa
(1/11).
Dinas Peternakan (Distan) Kota
Surabaya mulai melakukan pemantauan terhadap para hewan kurban yang
dijual para pedagang, sebagai langkah antisipasi dari adanya berbagai
penyakit yang biasanya menjangkiti hewan, di antaranya anthrax.
Rencananya, pemeriksaan dilakukan sejak, Selasa (1/11) hingga H-2 hari
raya Idul Adha 1432 H yang jatuh pada 6 November nanti.
Seperti diketahui, menjelang perayaan Idul Adha,
pedagang hewan kurban di berbagai tempat di Surabaya mulai menjamur. Di
sepanjang bantaran rel KA di sisi timur Jl. A Yani, Jl. Barata Jaya,
Nginden, Jl. Raya Mastrip, Rungkut Madya penuh dengan deretan hewan
kurban. “Tadi ada hewan yang kulitnya lecet, tapi itu tidak berbahaya.
Mungkin empat hari lagi sudah sembuh atau lukanya mengering. Untuk
sementara, hewan yang kita periksa semuanya terbebas dari penyakit
berbahaya,” katanya.
Menurut Meita,
pemeriksaan yang dilakukan Distan Kota Surabaya ini bertujuan mengawasi
kesehatan ternak yang masuk di Surabaya. Sebab saat ini ternak dari Jawa
Tengah, NTB dan NTT terindikasi ada yang terkena penyakit anthraks.
Agar hewan tersebut tak masuk ke Surabaya, pihaknya melakukan
pemeriksaan secara ketat.
Meita menjelaskan,
ternak yang masuk ke Surabaya harus ada surat keterangan kesehatan hewan
dari daerah asal. Jika tidak ada, hewan tersebut terpaksa dikembalikan.
“Kita lihat persyaratan administrasinya. Semua hewan yang kita periksa
masih berasal dari Jatim. Tak ada yang dari luar provinsi,” ungkapnya.
Ciri-ciri ternak yang terkena anthrax secara
kasat mata sulit diketahui. Biasanya, hewan yang terserang penyakit itu
tiba-tiba mati lalu keluar darah dari lubang-lubangnya, seperti lubang
mata, hidung, telinga dan dubur. “Kalau masih hidup, ya seperti hewan
sehat lainnya,” jelasnya.
Sedangkan ciri-ciri
hewan yang terkena penyakit, bisa dilihat dari sinar matanya. Jika
bersih dan tak ada kotoran di sekitar mata, berarti hewan itu sehat.
Jika bulunya bersih tak ada gumpalan, mengkilat dan halus bisa
dipastikan hewan itu sehat.
Bila gerakannya
lincah, ketika didekati orang menghindar hewan itu sehat. “Namun jika
hanya duduk, tampak lemas dan tak ada nafsu makan, hewan itu berarti
terserang penyakit,” tuturnya.
Untuk melakukan
pemeriksaan ini, Distan Surabaya menerjunkan 112 orang dari berbagai
instansi. Seperti dari Distan Surabaya sebanyak 72 orang terdiri dari
dokter hewan, paramedis dan penyuluh. Lalu dari Dinas Peternakan Jatim
10 orang dan 30 mahasiswa kedokteran hewan dari Unair dan UWK
(Universitas Wijaya Kusuma).
Sementara itu,
menurut salah seorang pedagang hewan kurban di Jl Barata Jaya, Munadi,
hewan kurbannya khususnya sapi, dijamin tak ada yang terkena penyakit.
“Sapi ini berasal dari hasil ternak saya. Jadi dijamin sehat. Harganya
dari Rp 7 juta hingga Rp15 juta. Sampai saat ini sudah terjual 60 ekor.
Rata-rata tiap hari terjual sebanyak 7 sampai 10 ekor per hari,” ungkap
pria asli Kediri ini.
Hal yang sama juga
dikatakan Muryad, pedagang kambing asal Trenggalek. Menurutnya,
kambing-kambing yang ia jual semuanya sehat dan berasal dari pasar-pasar
di Trenggalek. Hingga kemarin siang, hewannya belum ada yang laku,
sebab baru kemarin pagi ia datang berjualan di Jl Barata Jaya. “Biasanya
mendekati hari raya baru banyak yang beli. Harga kambing saya antara
Rp1 juta hingga Rp 3 juta,” tandasnya. n pur
Tips: Ciri-2 Kena Anthrax
-Tiba-tiba mati
-Setelah
mati, keluar darah dari lubang mata, hidung, telinga dan dubur.
Ciri-2 hewan sehat:
-Sinar matanya cerah/bersih
-Tak
ada kotoran di sekitar mata.
-Bulunya bersih
tak ada gumpalan, mengkilat dan halus.
-Gerakannya
lincah (didekati orang menghindar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar