Minggu, 27 Maret 2016

Penggemukan Sapi Potong Sistem Modern









Penggemukan Sistem Intensif

Berdasarkan kajian oleh Lembaga Studi Pembangunan Peternakan Indonesia (LSPPI), sektor peternakan nasional baru mampu menopang 61% kebutuhan daging dalam negeri. Hasil analisis tenyata jumlah ternak sapi dan kerbau yag dipotong pada tahun 2011 diprediksi hanya 1,861juta ekor. Berdasarkan analisis sederhana pada tahun 2011, produksi dalam negeri baru baru bisa memasok  61,88% kebutuhan daging. Sisanya, pasokan daging dibantu oleh impor sapi bakalan 18,75 %  dan impor daging 19,37 %,”.
Kondisi tersebut menunjukan usaha penggemukan sapi potong masih sangat potensial untuk dikembangkan. Usaha penggemukan memiliki keuntungan ganda, yaitu keuntungan diperoleh dari usaha penggemukan itu sendiri dan keuntungan dari kotoran yang dihasilkan. Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi sistem penggemukan pada ternak sapi adalah teknik pemberian pakan / ransum, luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan digemukkan, serta lama penggemukan. Di luar negeri, terdapat berbagai sistem penggemukan sapi antara lain sistem pasture fattening, dry lot fattening, dan kombinasi keduanya, sedangkan di Indonesia dikenal dengan sistem kereman atau sistem paron (Timor).
Sistem penggemukan sapi yang paling efisien dan menguntungkan adalah penggemukan sapi intensif atau disebut dibeberapa daerah disebut dengan sistem kereman. Penggemukan dengan cara ini memiliki keuntungan yaitu, disamping dapat meningkatkan nilai jual sapi juga akan memberikan nilai tambah terhadap kotoran ternak atau pupuk kandang yang dihasilkan. Usaha pemeliharaan sapi secara intensif telah banyak dilakukan oleh para petani di Indonesia terutama pada daerah-daerah yang mempunyai ketersediaan hijauan dan limbah pertanian serta agroindustri yang cukup dan dekat dengan pasar ternak.Sistem penggemukan sapi potong dengan cara intensif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.    Sapi dipelihara dalam kandang terus menerus dan tidak digembalakan. Ternak sapi        hanya sewaktu-waktu dikeluarkan, yakni pada saat membersihkan kandang dan sapi.
2.    Semua kebutuhan ternak, baik berupa pakan dan air minum harus disediakan oleh peternak sesuai dengan kebutuhannya. Pakan yang diberian berupa campuran rumput, leguminosa dan makanan penguat (konsentrat).
3.    Sapi penggemukan tidak untuk dijadikan tenaga kerja, hal ini bertujuan agar makanan yang dikonsumsi sepenuhnya diubah menjadi daging dan lemak sehingga pertumbuhan bobot badan meningkat secara cepat.
4.    Agar lebih optimal dalam memanfaatkan nutisi, sapi harus terbebas dari penyakit cacingan. Oleh karena itu, pada awal masa penggemukan, ternak sapi terlebih dahulu diberikan obat cacing.
5.    Jika diperlukan, untuk meningkatkan palatabilitas/nafsu makan perlu diberikan molases dan vitamin.
6.    Lama penggemukan berfariasi tergantung kualitas pakan yang diberikan dan dari kondisi awal dan bobot sapi yang digemukan. Biasanya berkisar 3 – 10 bulan.
Syarat Pakan Ternak Sapi
 1.Hendaknya cukup mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh yaitu : protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
2.  Disukai ternak (palatabilitas tinggi).
3.  Bersih dan tidak tercemari kotoran atau bibit penyakit. Hindari mengambil atau memanen rumput pagi hari sebelum matahari terbit karena biasanya sangat rentan terdapat telur cacing.
4.  Tidak boleh dalam keadaan rusak (busuk, bercendawan).
5.  Hindari pakan berembun yang dapat menyebabkan  kembung/kejang perut (timpani) pada ternak.
Mengenal Jenis Pakan Sapi Potong
1.    Pakan Hijauan
Bahan pakan utama ternak sapi penggemukan adalah dalam bentuk hijauan yaitu berasal dari rumput unggul, rumput lokal, leguminosa, limbah pertanian dan agroindustri. Beberapa contoh hijauan pakan unggul berupa rumput yang dapat dibudidayakan adalah rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, rumput mexico dan lain-lain, sedangkan hijauan pakan unggul berupa daun-daunan adalah leguminosa (kacang-kacangan seperti centro, siratro, lamtoro/petai cina dan gamal). Hasil sampingan tanaman pertanian (limbah pertanian) yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi adalah jerami padi, jerami kacang tanah, kacang kedele, pucuk jagung muda dan lain-lain.
Selama ini pohon lamtoro dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, tanaman pelindung, kayu bakar, pupuk hijauan dan pencegah erosi serta daunnya dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan bagi ternak yang diberikan dalam bentuk segar. Daun lamtoro dapat diberikan sampai 20 % dari hijauan pakan dan dalam pemberiannya dicampur dengan hijauan lain. Lamtoro dipanen setelah berumur 6 – 9 bulan dengan cara pemangkasan. Lamtoro dapat ditanam dengan jarak 0,5 – 1 m. Selain lamtoro, tanaman pagar yang sangat potensial adalan daun gamal.
Daun gamal cukup potensial sebagai sumber pakan sapi

Pada penggemukan sapi secara intensif dimana ternak dikandangkan terus menerus sangat memerlukan ketersediaan hijauan dalam jumlah cukup dan memiliki nilai gizi yang baik. Sehingga pemberian rumput lapangan saja sudah tidak memungkinkan lagi mengingat ketersediaannya sangat dipengaruhi musim serta semakin terbatasnya padang penggembalaan, disamping itu nilai gizi rumput lapangan yang sangat rendah.
Sebagai alternatif penyediaan pakan sepanjang tahun dianjurkan dengan menanam hijauan pakan ternak dengan sistem 3 (tiga) strata. Sistem tiga strata merupakan suatu pola tanam hijauan pakan ternak yang ditujukan untuk menyediakan pakan sepanjang tahun. Susunan 3 strata yang dimaksud adalah:
a.    Strata – 1 : Terdiri dari tanaman rumput potong (rumput gajah (Pennisetum purpureum), Panicum maxcimum, Andropogon gayamus, Setaria Sp dan lain-lain)
b.    Strata – 2 : Terdiri dari tanaman hortikultura/tanaman pangan
c.    Strata – 3 : Terdiri dari legum pohon (sengon, waru, lamtoro, gamal). Selain untuk pakan pada musim kemarau panjang, tanaman tersebut juga dapat digunakan sebagai tanaman pelindung dan pagar kebun maupun kayu bakar.



Melipatgandakan Keuntungan
Selain metode intensif atau kereman dengan pakan yang baik. Penggemukan harus didukung dengan pemasaran yang baik. Percuma menggemukan sapi jika tidak bisa memasarkan, ujung-ujungnya akan rugi. Untuk itu, agar keuntungan maksimal dan berlipat, maka waktu penggemukan sapi harus diperhitungkan secara baik agar saat panen harga jual sapi sedang maksimal. Biasanya, momen yang baik untuk menjual sapi adalah saat hari besar keagamaan seperti hari Idul Fitri dan Idul Adha. Dengan demikian, jika mau memulai menggemukan sapi mulailah memelihara 3-10 bulan sebelum momen tersebut tergantung lama penggemukan yang diinginkan. Selain itu, usahakan menjual sapi ke konsumen secara langsung serta pilihlah sapi yang disukai dan berharga mahal di daerah setempat. Pilihan jenis sapi hendaknya disesuaikan dengan potensi pakan dan kemampuan adaptasi di daerah setempat agar pertambahan bobot badannya maksimal.
Back To Top












Jerami padi. Dapat ditingkatkan nutrisinya dengan fermentasi

Selain itu, lokasi peternakan hendaknya didekatkan dengan lokasi sumber pakan alternatif seperti daerah persawahan atau perkebunan sehingga mudah memanfaatkan limbah pertanian maupun perkebunan. Meskipun memiliki kandungan nutrisi relatif terbatas, limbah pertanian atau perkebunan sangan potensial sebagai sumber pakan sapi potong. Upaya peningkatan nilai nutrisi dapat dilakukan dengan cara fermentasi sehingga selain meningkat kandungan nutrisinya juga akan meningkatkan palatabilitasnya.
2.    Pakan Penguat (Konsentrat)
Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan pakan ternak. Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi antara lain dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas kecap, dan lain-lain.
Campuran bahan pakan konsentrat yang diberikan pada ternak sangat tergantung kepada harga dan ketersediaan bahan pakan di sekitar lokasi usaha penggemukan ternak sapi. Dari berbagai hasil penelitian dan pengalaman peternak beberapa formulasi pakan konsentrat yang dapat diberikan pada penggemukan sapi potong diantaranya adalah :
1)    Campuran 70 % dedak padi dan 30 % bungkil kelapa, kemudian ditambahkan dengan 0,5 % tepung tulang dan 1 % garam dapur.
2)    Campuran 2 bagian dedak + 1 bagian bungkil kelapa + 1 bagian jagung. Selanjutnya ditambahkan tepung tulang dan garam dapur sebanyak 1 – 2 % kedalam campuran pakan tersebut.
3)    Campuran 70 % dedak padi + 25 % bungkil kelapa + 5 % jagung giling, kemudian ditambahkan 1 % tepung tulang dan garam dapur.

Pemberian Pakan Sapi
Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk mencapai pertambahan bobot badan yang setinggi-tingginya dalam waktu relatif singkat. Untuk itu pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas maupun nilai gizinya. Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat 1 – 2 % dari bobot badan sapi.
Pemberian hijauan dapat dilakukan 3 kali sehari yakni pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan pukul 17.00 sore hari, sedangkan pakan konsentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian hijauan namun disarankan memberi sedikit pakan hijauan sebelum memberi konsentrat untuk merangsang keluarnya liur yang berfungsi sebagai buffer sehingga menjaga lambung sapi agar tidak asam.
Ketersediaan air minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting diperhatikan. Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari, namun sebaiknya diberikan secara ad libitum (tidak terbatas).
Cara penyajian pakan hijauan pada ternak sebaiknya dicincang pendek-pendek agar lebih mudah dikonsumsi. Kemudian hasil cincangan rumput dibagi menjadi 6 bagian (untuk pagi 1 bagian, siang 2 bagian, dan sore sebanyak 3 bagian)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar